Seperti dalam kepercayaan orang Jawa, manusia dalam hidupnya terbentuk dari unsur-unsur bumi, angin, api dan air. Dan di dalam menjalani kehidupannyapun juga dipengaruhi oleh empat unsur tersebut. Maka untuk menghormati bumi diadakanlah upacara tedhak siten ini. Harapannya agar si anak selalu sehat, selamat dan sejahtera dalam menapaki jalan kehidupannya.
Upacara Adat Tedhak Siten.
Tedhak siten adalah upacara daur hidup yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk memperingati seorang anak (bayi) yang telah berusia sekitar tujuh atau delapan bulan. Tedhak Siten berasal dari kata Tedhak berarti turun (menapakkan kaki) dan Siten atau Siti yang artinya tanah, sehingga Tedhak Siten merupakan tradisi adat menginjakkan atau menapakkan kaki ke tanah bagi seorang anak. Tedhak Siten merupakan upacara pada saat anak turun tanah untuk pertama kali, atau disebut juga mudhun lemah atau unduhan.Ingin melaksanakan upacara Tedhak Siten bagi putra anda dan membutuhkan penyedia alat upacara adat dan kebutuhak Tedhak Siten lainnya, kami menawarkan Paket Tedhak Siten Lengkap untuk dipertimbangkan.
Download Harga Paket Tedhak Siten di sini.
Download
Paket Tedhak Siten | Harga: Rp.12 juta. |
|
A | Peralatan:
|
B | Dekorasi Backdrop Tedhak Siten:
|
C | Rias dan Busana:
|
D | MC Siraman Tedhak Siten. |
E | Dokumentasi:
|
Filosofis Upacara Tedhak Siten.
Dalam upacara tedhak siten mengandung beragam makna filosofis yang diwujudkan dengan bermacam-macam prosesi dan sesaji. Semuanya itu memiliki tujuan dan harapan agar si anak memiliki tubuh yang sehat, dan bisa menjalani kehidupan dengan baik. Dari prosesi awal, hingga yang terakhir memiliki nila-nilai dan harapan dari si orang tua. Makna filosofis dari berbagai prosesi tedhak siten adalah sebagai berikut :1. Membersihkan kaki
Dalam proses ini orang tua menggendong anaknya untuk dicuci bersih kakinya sebelum menginjakkan kaki anak ke tanah, kegiatan ini mempunyai makna bahwa si anak mulai menapaki tanah, yang berarti mulai menapaki kehidupan yang perlu dilakukan dengan suci hati.2. Berjalan melewati tujuh jadah dengan tujuh rupa.
Dalam kegiatan ini anak dituntun untuk berjalan di atas jadah (sejenis kue dari beras ketan) sebanyak tujuh buah, dengan warna yang berbeda-beda. Ke Tujuh warna tersebut adalah merah, putih, hijau, kuning, biru, merah jambu, dan ungu. Tujuh dalam bahasa jawa disebut pitu, dengan harapan si anak kelak dalam mengatasi kesulitan hidup selalu mendapat pitulungan atau pertolongan dari Yang Maha Kuasa.Jadah dibuat beraneka warna, menggambarkan bahwa kesulitan dan rintangan hidup itu tak terhitung jenis dan ragamnya. Masing-masing warna memiliki makna tersendiri, yaitu:
- Merah artinya keberanian, dengan harapan sianak berani dalam melangkah dalam kehidupan
- Warna kuning artinya kekuatan lahir dan batin yang wajib dimiliki oleh seseorang
- Putih artinya kesucian
- Merah jambu artinya cinta dan kasih saying baik kepada orangtua, kakak, eyang dll.
- Biru artinya ketenangan jiwa dalam melangkah dalam kehidupan
- Hijau untuk lingkungan sekitar dalam artian kesuburan
- Ungu artinya kesempurnaan atau puncak pencapaian.
3. Tangga tebu wulung
Jumlah anak tangga adalah tujuh buah, dan menggunakan tebu arjuna. Tebu berasal dari kata antebing kalbu, yang berarti penuh tekad dan rasa percaya diri. Dipilih tebu arjuna agar si anak kelak meneladani watak kepahlawanan dan keberanian Arjuna dalam membela kebenaran.4. Kurungan.
Kurungan ayam yang dihiasi janur dan kertas warna warni. Kurungan ayam ini diisi oleh berbagai benda-benda. Kurungan ayam menyiratkan tentang gambaran kehidupan nyata yang akan dimasuki si anak jika kelak ia dewasa. Kenapa memakai kandang ayam, karena orang tua berharap agar anak dalam mengarungi kehidupan bisa cepat mandiri layaknya ayam. Sedangkan benda-benda yang ada di dalam kurungan itu menggambarkan pekerjaan yang ingin dijalani oleh si anak kelak.5. Memandikan Anak.
Air yang digunakan merupakan air yang diambil oleh kedua orang tua dari si anak yang diambil pada waktu tertentu yakni pada malam hari sekitar pukul 10-12 malam yang kemudian didiamkan atau diembunkan sampai keesokan harinya terkena sinar matahari. Dalam proses ini, anak dimandikan oleh orang tuanya dengan air yang diberi bunga. Maknanya adalah agar kelak si bayi dapat mengharumkan keluarga dan dirinya. Maksudnya, supaya ia bisa jadi anak yang membanggakan. Setelah dimandikan, kemudian anak diberi pakaian.Dalam acara ini, sesaji yang biasa digunakan antara lain kembang boreh, bubur baro-baro, macam-macam bumbu dapur, kinangan. Bubur baro-baro adalah bubur yang terbuat dari bekatul. Sesaji ini ditujukan kepada kakek nini among (plasenta/ari-ari). Sedangkan kembang boreh, macam-macam bumbu dapur, kinangan ditujukan untuk nenek moyang.
6. Menyebarkan udhik-udhik
Udhik-udhik, yaitu uang logam yang dicampur dengan bermacam-macam bunga. Dalam prosesi ini udhik-udhik disebar dan dibagikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang hadir dalam acara tersebut. Harapannya kelak agar si anak jika dikarunia rezeki cukup dapat mendermakan rezekinya kepada fakir miskin.Makna dan Tujuan.
Makna dari upacara ini adalah pengharapan kedua orang tua kepada si anak agar nantinya dalam kehidupannya ia bisa jadi anak yang sholeh yang selalu dapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa, tabah menghadapi ujian hidupnya, kuat menerima cobaan, tekun dalam mengejar cita-citanya dan berbahagia sesudah mencapai kesuksesannya. Diatas semua itu ia bisa mendermakan rezekinya kepada mereka yang membutuhkan. Upacara Tedhak Sinten merupakan rangkaian doa-doa yang baik dalam tahapan upacara adat dari orang tua kepada anaknya yang kelak meneruskan generasi.Useful Resources:
- Catering Services dan Paket Pernikahan Lengkap di Hotel/ Gedung, Aula dan di rumah Cikarang Jababeka.
- Paket Wedding Organizer Jakarta
- Daftar Harga Paket Pernikahan di Gedung.
- Spesial Catering Pernikahan di Jakarta.
- Aneka Servis Catering Jakarta Dan Bekasi
Social Footer